BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 15 Mei 2010

Garudaku harus bisa main bola

marah, jengkel, geram, kesal, gusar,,,,,,
perasaan apalagi yang bisa mewakili perasaan kecewa seluruh pecinta timnas merah putih ketika diajarin main sepakbola oleh oman di KANDANG KITA sendiri..

yupz,, anomali tercipta ketika pernyataan bung Bendol yang menjanjikan permainan menyerang berbanding terbalik dengan kenyataan dan aplikasi para punggawa merah putih dilapangan.alih-alih menginginkan poin sempurna demi mengamankan peluang lolos ke Qatar 2011, eh, malah indonesia harus ikhlas memutuskan langganan sebagai peserta piala asia sejak 1996.
dengan menurunkan formasi 4-3-3 yang seharusnya merupakan formasi menyerang,, ternyata charis Cs harus lebih banyak menguras tenaga akibat gawang markus horison yang malam itu diserang habis-habisan dari segala penjuru areal permainan oleh Oman. trio striker yang di turunkan tidak mampu membuat pertahanan lawan ketar-ketir, begitu juga dengan trio gelandang yang tidak mempunyai visi permainan. akibatnya permainan lini tengah dikakuisisi sempurna oleh timnas Oman.
berbagai alasan yang dikambinghitamkan bendol tak lagi mampu meredam kekecewaan insan pecinta timnas yang mayoritas terlanjur memvonis bahwa kepengurusan PSSI sekarang tak lagi pantas untuk memimpin organisasi sepakbola terbesar di Indonesia.
inikah cerminan sebuah timnas yang mendambakan menjadi host piala dunia 2022 ???
inikah prestasi timnas yang diinginkan seluruh pecinta sepakbola tanah air ???
inikah hasil dari kepengurusan dinasty nurdin halid ???
atau, head coach timnas yang tak sanggup di emban oleh bendol ???
tolong, bagi siapa yg bisa menjawab harus berani mengutarakan alasan dan masukan yang bersifat membangun !!!

baiklah, saya coba menganalisis beberapa penyebab prestasi timnas yang mengecewakan,

pertama, bendol yang notabene merupakan pelatih yang berprestasi dan mempunyai reputasi mentereng di kancah persepakbolaan nasional tidak mampu meramu permainan timnas menjadi lebih berkualitas dari sebelumnya, pemanggilan pemain timnas yang seharusnya sudah harus diregenerasi tidak di dilakukan bendol. pemain yang dipanggil memang mempunyai skill, nama besar dan pengalaman yang banyak, tapi tidak lagi mempunyai daya juang yang mumpuni untuk mengenakan Garuda di dadanya. masih banyak pemain indonesia yang lebih mau bekerja keras untuk membela timnas. saya coba mengutip sekaligus mengamini apa yang dikatakan oleh head coach PSPS Pekanbaru, abdul Rahman Gurning. "kita tak perlu pemain yang mempunyai nama besar, yang kita perlu adalah pemain dengan motivasi tinggi untuk bekerja keras di lapangan." alangkah lebih bijaksananya bendol bila memberi kesempatan kepada para pemain muda bermotivasi tinggi yang mempunyai nasionalisme lebih tinggi.menurut pengamatan saya telah menjamur di kompetisi lokal. nah, SATU-SATUNYA jalan keluar dari permasalahan ini adalah, PECAT BENDOL !!!

kedua, amburadulnya kepengurusan PSSI yang tidak serius untuk membentuk timnas sekuat GARUDA. harusnya PSSI lebih peka terhadap animo dan harapan pecinta sepakbola tanah air yang menuntut prestasi bagus. tidak usah membayangkan indonesia berpartisipasi atau berprestasi di Piala dunia, menjadi raja di tungkat ASEAN saja suduh cukup untuk melepas dahaga akan prestasi timnas. memang saya akui, kepengurusan era Nurdin halid mempunyai visi yang bagus untuk dengan keberaniannya untuk mengikuti biding world cup 2022, tetapi itu tidak sejalan dengan pembentukan timnas nya sendiri. untuk itu, jalan keluar yang saya berikan adalah PSSI harus seimbang dalam menunjang visi nya tersebut, konkretnya mengontrak pelatih yang mempunyai kualitas sebagus-bagusnya, kalau perlu pelatih dengan jam terbang dunia.di era persepakbolaan modern seperti sekarang, pelatih bagus merupakan hal ikhwal dan syarat mutlak bin wajib yang harus di penuhi setiap tim yang ingin berprestasi bagus. " jika anda mempunyai 1 pemain bagus dalam 1 tim, anda hanya akan mendapatkan 1 pemain bagus dalam tim. jika anda mempunyai 1 pelatih bagus dalam sebuah tim, maka anda akan mendapatkan 1 tim yang bagus". begitu kira-kira apa yang dikatakan coach justinus lhaksana (mantan head coach timnas futsal Indonesia). jangan permasalahkan biaya yang dibutuhkan untuk mengontrak pelatih sekelas carlos dunga dll. Dunga yang berhasil membawa brasil menjadi juara piala konfederasi, digaji sebesar 755.265 pound (atau sekitar Rp 11,63 miliar) dari Konfederasi Sepakbola Brasil (CBF). PSSI saja berani menggelontorkan biaya sebesar 250 miliar rupiah untuk kampanye Indonesia 2022. tidak ada salahnya jika PSSI menyisakan uang tersebut untuk mengontrak pelatih bagus dengan durasi 3-5 tahun ( Rp 33 miliar - Rp 55 miliar). selain berimplikasi kepada prestasi timnas, pelatih top juga bisa sekaligus menjadi duta sepakbola Indonesia untuk mempromosikan Indonesia 2022.

ketiga, pelaksanaan kompetisi yang tidak bagus. Liga Super Indonesia yang notabene merupakan kompetisi tertinggi di tanah air masih juga belum sesuai dengan harapan. memang liga sepakbola tanah air mendapatkan rangking bagus dengan meraih posisi 8 besar liga terbaik di asia, namun BLI sebagi penyelenggara harus terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan kompetisi. karena menurut saya, sebuah kompetisi yang bagus bermuara pada kualitas timnas yang bagus pula. hal yang paling mendasar adalah kualitas wasit yang mengkhawatirkan. dalam hal ini komisi wasit harus betul-betul mengurusi permasalahan ini hingga melahirkan wasit-wasit yang berkualitas tinggi. fenomena permainan kasar Liga indonesia yang terbawa ke level timnas juga menjadi nilai minus.satu hal lagi, sepakbola Indonesia selalu menjadi korban dari dunia perpolitikan di indonesia. itu dibuktikan dengan perizinan pertandingan yang susah didapat, kompetisi yang ditunda akibat agenda politik dan suhu politik yang memanas hingga penggunaan stadion sepakbola untuk event kampanye politik. belum lagi sepakbola menjadi wadah subur bagi petinggi klub untuk meraih popularitas pribadi dalam pertarungan PILKADA dan sebagainya. Harusnya sepakbola harus terpisah dari kepentingan-kepentingan inpatron seperti itu. Jalan keluarnya adalah, kedepannya BLI harus terus melakukan perbaikan-perbaikan yang memang dibutuhkan demi kompetisi yang bagus pula baik di tingkat LSI maupun kompetisi kasta dibawahnya hingga kompetisi tingkat umur. beranikan saja menargetkan LSI menembus 5 besar atau 3 besar liga terbaik di Asia, agar dapat menjadi acuan dan pedoman dalam skala prioritas perbaikan kompetisi.

garudaku,,,
teruslah hinggap di setiap dada punggawa timnas,,,
kepakkan sayap mu dan tajamkan tatapan matamu,,,
bawalah terbang timnas setinggi mungkin,,,
setinggi kebanggaan kami bahwa kami adalah putera Indonesia,,,
GARUDA DIDADAKU !!!

0 komentar: