BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 15 Januari 2011

Futsal Formation

Permainan futsal sangat mengandalkan kemampuan teknik yang tinggi dari masing-masing pemain tanpa terkecuali. Teknik individu digabungkan secara kolektif untuk menjalankan sebuah taktik dan strategi yang terlatih dan terkonsep. Bentuk implementasi taktik dan strategi di lapangan merupakan rangkaian skenario permainan yang dikenal sebagai formasi permainan futsal (futsal formation).

Setiap pelatih memiliki prinsip dan pedoman yang dipegang teguh di dalam timnya ketika menerapkan futsal formation. Seorang pelatih dapat menyusun skema permainan berdasarkan kondisi dan kekuatan tim yang dimilikinya tanpa banyak mempertimbangkan calon lawan yang akan dihadapi. Tingkat kebugaran dan kesiapan mental bertanding menjadi kunci utama menghadapi sebuah pertandingan.

Namun di pihak lain terdapat pelatih yang sangat fokus mempersiapkan timnya berdasarkan calon lawan yang akan dihadapi. Komposisi pemain disusun berdasarkan kecocokan gaya bermain dengan calon lawan yang akan dihadapi. Hal ini akan membentuk sistem rotasi pemain yang diturunkan dalam sebuah pertandingan

Dua prinsip tersebut dapat juga dikombinasikan menurut karakter pelatih yang menangani tim. Hal yang pasti adalah pola permainan dapat berganti apabila taktik tidak berjalan secara efektif. Pemain mengalami cedera atau memperoleh sangsi dikeluarkan dari lapangan juga menjadi sistem pertimbangan pelatih merubah taktik.

Formasi Permainan Futsal

Secara teknis, pola permainan sebuah tim futsal berubah-ubah dalam hitungan detik, mengikuti transisi dari bertahan menjadi menyerang atau sebaliknya. Pemain tidak boleh terpaku pada satu posisi atau statis agar terhindar dari permainan monoton. Setiap pemain diharuskan menguasai kemampuan menyerang dan bertahan secara seimbang. Beberapa contoh futsal formation yang dapat dipakai sebuah tim futsal diantaranya sebagai berikut.

• Formasi 2-2

Sistem permainan 2-2 menempatkan 2 orang digaris pertahanan belakang sedangkan 2 orang lainnya berada didepan sebagai penyerang. Keseimbangan permainan menjadi lebih seimbang mengingat cara bertahan dan menyerang sebuah tim dilakukan dengan jumlah pemain sama. Pemain bertahan mempunyai tugas menjaga daerah pertahanan dari ancaman serangan lawan yang berusaha mencetak gol. Pemain penyerang memiliki tugas utama mencetak gol ke gawang lawan.

Pemain belakang mengambil peran yang sangat krusial dalam memberikan umpan bola kepada penyerang. Akurasi umpan mendatar maupun lambung akan memudahkan pekerjaan penyerang dalam menyelesaikan umpan menjadi sebuah gol. Namun di sisi lain penyerang juga harus berandil terhadap pertahanan dari serangan lawan.

Penyerang sedapat mungkin menekan dan merebut bola secepat mungkin di depan sebelum memasuki area pertahanannya sendiri. Apabila hal tersebut gagal dilakukan maka pemain penyerang harus secepatnya mundur ke garis pertahanan dan masuk kedalam sistem pertahanan tim. Dua tim yang bertanding menggunakan formasi ini memiliki kecenderungan bermain secara hati-hati sehingga permainan terlihat membosankan.

• Formasi 1-2-1

Tim yang menggunakan formasi 1-2-1 memiliki seorang pemain bertahan, dua orang pemain tengah, dan seorang lagi sebagai penyerang. Soerang pemain bertahan menjadi benteng didepan gawang untuk menghalau bola yang melewati lini tengah. Selain itu, pemain belakang dapat memainkan peranan dalam memulai serangan dari lini belakang.

Dua orang yang berada di posisi tengah bertugas menyeimbangkan sistem pertahanan dan penyerangan. Pemain tengah dapat bergerak atau bergeser menuju sisi samping lapangan sebagai sayap kanan dan sayap kiri. Sedangkan seorang pemain depan menjadi tumpuan menciptakan gol ke gawang lawan melalui pergerakan yang dinamis. Formasi ini menuntut setiap pemain dapat menggantikan posisi dan tugas pemain lainnya.

• Formasi 4-0

Formasi 4-0 mengharuskan setiap pemain dalam tim dapat memeragakan permainan bertahan dan menyerang secara kompak. Saat menyerang semua pemain kecuali kiper memasuki daerah pertahanan lawan secara bersama-sama. Begitu pula ketika serangan lawan menuju gawang maka seluruh pemain membentuk sistem pertahanan rapat di daerahnya sendiri.

Formasi ini sangat baik jika seluruh pemain memiliki stamina dan kondisi fisik sedang prima hingga akhir pertandingan. Gaya penyerangan tim lawan akan mudah sekali diredam untuk selanjutnya melakukan serangan balik yang berbahaya. Namun tim yang tidak memiliki stamina dan kurang solid dalam permainan akan memudahkan tim lawan mencetak gol karena banyaknya ruang yang tersedia di area pertahanan.

Bagi pelatih sudah menjadi tugas dan wewenangnya menyusun formasi pemain dan taktik yang akan diterapkan di lapangan. Semua pemain harus patuh terhadap instruksi pelatih dan mengesampingkan sikap individualis yang akan mengacaukan permainan timnya. Kerja sama menjadi kata kunci yang harus diingat pemain selama pertandingan berlangsung.

0 komentar: