BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Sabtu, 15 Mei 2010

GATOT

apa bisa ???
bisa apa ???

ditengah carut-marutnya prestasi timnas di segala jenjang usia, kita dikejutkan oleh rencana besar PSSI dalam pengajuan tuan rumah piala dunia 2022. di saat prestasi timnas senior yang dihadapkan oleh prestasi terburuk medio 1996, yaitu gagal lolos ke putaran final piala asia 2011 di qatar. PSSI telah berani-beraninya memberi shock therapy kepada insan pecinta sepakbola tanah air. apakah ini merupakan buntut dari cita2 timnas indonesia yg pengen jd peserta piala dunia gak kunjung kesampean ??? dengan menjadi tuan rumah piala dunia, otomatis indonesia dapat langsung menjadi peserta di piala dunia tersebut.

yapz, walaupun terdapat pro dan kontra di sana-sini, Indonesia melalui PSSI meberanikan diri dalam proses biding tuan rumah piala dunia 2022. dengan mengandalkan jargon nya yaitu "GREEN WORLD CUP", indonesia mencoba mengangkat tema piala dunia tentang lingkungan, dimana indonesia memiliki ''hutan'' dan konon katanya merupakan paru-paru dunia.

Desember ini merupakan penentuan penetapan tuan rumah perhalatan akbar turnamen sepakbola terbesar sejagad piala dunia 2022, bersaing dengan negara-negara mapan seperti australia, united states dan empunya sepakbola, Inggris,Dengan menyewa konsultan lobi asing, PSSI coba mempresentasikan proposal di hadapan dewan FIFA. untuk pembiayaan selama proses pengajuan diri, PSSI mendapat sponsor dari kerajaan bakrie melalui Bakrie group. mau tau berapa dana yg digelontorkan keluarga bakrie untuk ini ??? 240 miliar RUPIAH,,, wooowww,, fantastis bukan ??? kita gak pernah tau apa tujuan yang mendorong bakrie group berani menggelontorkan uang sebanyak ini, atau bisakah itu kita sebut investasi dari bakrie group ??? ahhhhh, ntahlah, yang penting bagi saya orang2 seperti ini patut di acungi 4 jempol sekaligus oleh pecinta sepakbola tanah air terlepas apa tujuan di balik itu semua.

sementara sikap dari pemerintah melalui menpora yang baru, sejauh ini yang saya lihat masih menunjukkan kepesimisannya terhadap rencana besar PSSi ini, kepesimisan pemerintah mungkin lebih kepada infrastruktur yang memang belum memadai. memang betul sih, ahhhh, tapi ap salahnya jika kita mempunyai mimpi sebesar itu, kalau kata Bondan & fade 2 black, bukannya hidup berawal dari mimpi ??? diiringi dengan usaha yang keras dari PSSI dan di dukung oleh seluruh steik holder nya, sembari mengharapkan FIFA melakukan human error, mimpi itu mungkin saja terealisasi. so, indonesia menjadi tuan rumah world cup 2022 kenapa tidak ???

GARUDA DIDADAKU,,,
GARUDA KEBANGGAANKU,,,
KU BINGUNG HARI APA,,,
KITA MENANG,,,

maju terus PSSI !!!
KUE ORA MLAKU DEWEAN,,,

Garudaku harus bisa main bola

marah, jengkel, geram, kesal, gusar,,,,,,
perasaan apalagi yang bisa mewakili perasaan kecewa seluruh pecinta timnas merah putih ketika diajarin main sepakbola oleh oman di KANDANG KITA sendiri..

yupz,, anomali tercipta ketika pernyataan bung Bendol yang menjanjikan permainan menyerang berbanding terbalik dengan kenyataan dan aplikasi para punggawa merah putih dilapangan.alih-alih menginginkan poin sempurna demi mengamankan peluang lolos ke Qatar 2011, eh, malah indonesia harus ikhlas memutuskan langganan sebagai peserta piala asia sejak 1996.
dengan menurunkan formasi 4-3-3 yang seharusnya merupakan formasi menyerang,, ternyata charis Cs harus lebih banyak menguras tenaga akibat gawang markus horison yang malam itu diserang habis-habisan dari segala penjuru areal permainan oleh Oman. trio striker yang di turunkan tidak mampu membuat pertahanan lawan ketar-ketir, begitu juga dengan trio gelandang yang tidak mempunyai visi permainan. akibatnya permainan lini tengah dikakuisisi sempurna oleh timnas Oman.
berbagai alasan yang dikambinghitamkan bendol tak lagi mampu meredam kekecewaan insan pecinta timnas yang mayoritas terlanjur memvonis bahwa kepengurusan PSSI sekarang tak lagi pantas untuk memimpin organisasi sepakbola terbesar di Indonesia.
inikah cerminan sebuah timnas yang mendambakan menjadi host piala dunia 2022 ???
inikah prestasi timnas yang diinginkan seluruh pecinta sepakbola tanah air ???
inikah hasil dari kepengurusan dinasty nurdin halid ???
atau, head coach timnas yang tak sanggup di emban oleh bendol ???
tolong, bagi siapa yg bisa menjawab harus berani mengutarakan alasan dan masukan yang bersifat membangun !!!

baiklah, saya coba menganalisis beberapa penyebab prestasi timnas yang mengecewakan,

pertama, bendol yang notabene merupakan pelatih yang berprestasi dan mempunyai reputasi mentereng di kancah persepakbolaan nasional tidak mampu meramu permainan timnas menjadi lebih berkualitas dari sebelumnya, pemanggilan pemain timnas yang seharusnya sudah harus diregenerasi tidak di dilakukan bendol. pemain yang dipanggil memang mempunyai skill, nama besar dan pengalaman yang banyak, tapi tidak lagi mempunyai daya juang yang mumpuni untuk mengenakan Garuda di dadanya. masih banyak pemain indonesia yang lebih mau bekerja keras untuk membela timnas. saya coba mengutip sekaligus mengamini apa yang dikatakan oleh head coach PSPS Pekanbaru, abdul Rahman Gurning. "kita tak perlu pemain yang mempunyai nama besar, yang kita perlu adalah pemain dengan motivasi tinggi untuk bekerja keras di lapangan." alangkah lebih bijaksananya bendol bila memberi kesempatan kepada para pemain muda bermotivasi tinggi yang mempunyai nasionalisme lebih tinggi.menurut pengamatan saya telah menjamur di kompetisi lokal. nah, SATU-SATUNYA jalan keluar dari permasalahan ini adalah, PECAT BENDOL !!!

kedua, amburadulnya kepengurusan PSSI yang tidak serius untuk membentuk timnas sekuat GARUDA. harusnya PSSI lebih peka terhadap animo dan harapan pecinta sepakbola tanah air yang menuntut prestasi bagus. tidak usah membayangkan indonesia berpartisipasi atau berprestasi di Piala dunia, menjadi raja di tungkat ASEAN saja suduh cukup untuk melepas dahaga akan prestasi timnas. memang saya akui, kepengurusan era Nurdin halid mempunyai visi yang bagus untuk dengan keberaniannya untuk mengikuti biding world cup 2022, tetapi itu tidak sejalan dengan pembentukan timnas nya sendiri. untuk itu, jalan keluar yang saya berikan adalah PSSI harus seimbang dalam menunjang visi nya tersebut, konkretnya mengontrak pelatih yang mempunyai kualitas sebagus-bagusnya, kalau perlu pelatih dengan jam terbang dunia.di era persepakbolaan modern seperti sekarang, pelatih bagus merupakan hal ikhwal dan syarat mutlak bin wajib yang harus di penuhi setiap tim yang ingin berprestasi bagus. " jika anda mempunyai 1 pemain bagus dalam 1 tim, anda hanya akan mendapatkan 1 pemain bagus dalam tim. jika anda mempunyai 1 pelatih bagus dalam sebuah tim, maka anda akan mendapatkan 1 tim yang bagus". begitu kira-kira apa yang dikatakan coach justinus lhaksana (mantan head coach timnas futsal Indonesia). jangan permasalahkan biaya yang dibutuhkan untuk mengontrak pelatih sekelas carlos dunga dll. Dunga yang berhasil membawa brasil menjadi juara piala konfederasi, digaji sebesar 755.265 pound (atau sekitar Rp 11,63 miliar) dari Konfederasi Sepakbola Brasil (CBF). PSSI saja berani menggelontorkan biaya sebesar 250 miliar rupiah untuk kampanye Indonesia 2022. tidak ada salahnya jika PSSI menyisakan uang tersebut untuk mengontrak pelatih bagus dengan durasi 3-5 tahun ( Rp 33 miliar - Rp 55 miliar). selain berimplikasi kepada prestasi timnas, pelatih top juga bisa sekaligus menjadi duta sepakbola Indonesia untuk mempromosikan Indonesia 2022.

ketiga, pelaksanaan kompetisi yang tidak bagus. Liga Super Indonesia yang notabene merupakan kompetisi tertinggi di tanah air masih juga belum sesuai dengan harapan. memang liga sepakbola tanah air mendapatkan rangking bagus dengan meraih posisi 8 besar liga terbaik di asia, namun BLI sebagi penyelenggara harus terus melakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan kompetisi. karena menurut saya, sebuah kompetisi yang bagus bermuara pada kualitas timnas yang bagus pula. hal yang paling mendasar adalah kualitas wasit yang mengkhawatirkan. dalam hal ini komisi wasit harus betul-betul mengurusi permasalahan ini hingga melahirkan wasit-wasit yang berkualitas tinggi. fenomena permainan kasar Liga indonesia yang terbawa ke level timnas juga menjadi nilai minus.satu hal lagi, sepakbola Indonesia selalu menjadi korban dari dunia perpolitikan di indonesia. itu dibuktikan dengan perizinan pertandingan yang susah didapat, kompetisi yang ditunda akibat agenda politik dan suhu politik yang memanas hingga penggunaan stadion sepakbola untuk event kampanye politik. belum lagi sepakbola menjadi wadah subur bagi petinggi klub untuk meraih popularitas pribadi dalam pertarungan PILKADA dan sebagainya. Harusnya sepakbola harus terpisah dari kepentingan-kepentingan inpatron seperti itu. Jalan keluarnya adalah, kedepannya BLI harus terus melakukan perbaikan-perbaikan yang memang dibutuhkan demi kompetisi yang bagus pula baik di tingkat LSI maupun kompetisi kasta dibawahnya hingga kompetisi tingkat umur. beranikan saja menargetkan LSI menembus 5 besar atau 3 besar liga terbaik di Asia, agar dapat menjadi acuan dan pedoman dalam skala prioritas perbaikan kompetisi.

garudaku,,,
teruslah hinggap di setiap dada punggawa timnas,,,
kepakkan sayap mu dan tajamkan tatapan matamu,,,
bawalah terbang timnas setinggi mungkin,,,
setinggi kebanggaan kami bahwa kami adalah putera Indonesia,,,
GARUDA DIDADAKU !!!

fanatisme ala bonek

di dalam ranah sepakbola, suporter merupakan hal yang sangat penting keberadaan dan eksistensinya. funsi yang paling essensi dari kehadiran suporter adalah keberadaan mereka yang menjadi komunitas penyemangat sebuah tim ketika sedang berlaga. hingga penyebutan pemain ke-12 di lapangan di karenakan kontribusi spirit yang didengungkan suporter yang maksimal dan penuh loyalitas sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan dan hasil akhir pertandingan tim pujaan.
di kancah persepakbolaan Indonesia, kehadiran suporter menjadi antiklimaks. di satu sisi kehadiran suporter telah banyak membantu klub baik dari sisi pemasukan tiket, semangat bertanding bahkan ada yang sampai menjadi penyelamat finansial klub. semaraknya suporter sepakbola di kancah nasional juga yang menjadi pendongkrak posisi liga super indonesia di dalam penilaian AFC, di mana Indonesia menduduki peringkat 8 asia sebagai penyelenggara kompetisi lokal. namun disisi lain, suporter juga menjadi noda hitam, walaupun tidak seluruhnya dari komunitas supoerter klub di Indonesia, tetapi ini cukup mewakili image suporter Indonesia dikarenakan supoerter yang mencoreng nama baik tadi adalah dedengkotnya suporter klub sepakbola di Indonesia. sebut saja BOnek ( bondo nekat ) komunitas suporter klub asal kota surabaya yang baru-baru ini telah membuat mata penonton televisi menggelengkan kepalanya. bahkan kalau boleh saya bilang berita Bonek ketika melawat ke kota kembang untuk menonton tim kesayangannya menggunakan kereta api kemarin dapat mengalahkan rating kabar pansus century.
jika saya merangkum dari berbagai sumber, kejadian ini seolah menjadi bola panas yang masing-masing intansi terkait tidak ada yang berani bertanggung jawab. apapun itu, saya tidak akan menginvestigasikan kenapa hal itu bisa terjadi, namun disini saya coba menganalisa dan menngagumi fanatisme yang dimiliki bonek terhadap persebaya. bonek yang sejatinya adalah pendukung dan penyemangat persebaya ketika bertanding, berani mempertaruhkan nyawanya untuk tim pujaanya tersebut. sungguh sebuah fenomena yang sangat luar biasa saya pikir. semangat personal yang di kumulatifkan seluruhnya menjadi sebuah kekuatan besar bernama bonek. bonek yang punya semngat tinggi hingga rela pertaruhkan nyawanya sendiri. namun tetap saja itu bukan muara dari landasan dasar pembentukan kelompok suporter bonek, seharusnya seluruh steikholder dan instansi yang terkait lebih peka dan mencoba utk merubah stigma bonek yang berfanatisme berlebihan tersebut. yang terutama harus dilakukan di jajaran pengurus dan pendiri bonek untuk melakukan edukasi suporter tentang arti keberadaan mereka. seirng itu, PSSI, BLI, komdis, POLRI, persebaya, dan pemerintah kota surabaya juga harus merespons dan menanggapi ini dengan menelurka kebijakan-kebijakan humani secepatnya demi image bonek sendiri pada khusunya dan suporter klub Indonesia pada umumnya. agar kehadiran suporter di dunia persepakbolaan Indonesia benar-benar sesuai dengan harapan dan landasan dasar dari cita-citanya.. amiiinn

Indomasia

Siapa yang tak tahu dengan Barcelona FC, menurut saya, saat ini klub asal catalan ini menjadi klub dengan permainan sepakbola paling indah nan menawan bin mempesona sejagad. peragaan permainan sepakbola yang sangat menghibur dan memanjakan mata untuk ditonton. coba kita lihat para diantara jugador-jugador el barca yang memperagakan sepakbola menawan tersebut, antara lain adalah lionel messi, xavi hernandez, pedro rodriguez, bojan krkic, dan andres iniesta. jugador-jugador tersebut merupakan pemain hasil godokan La masia yang merupakan sarangnya embrio handal Barcelona saat ini. mereka menunjukkan permainan brilian penuh visi dan sportivitas dan sekaligus membuktikan bahwa postur yang pendek tidak menghalangi mereka untuk berbicara banyak dalam dunia persepakbolaan baik prestasi maupun industri. Anomali tercipta ketika sekarang alasan terakhir menjadi salah satu kambing hitam atas kualitas dan prestasi tim nasional oleh sepakbola nasional terutama oleh PSSI. Saya sendiri dan seluruh penggemar sepakbola nasional pasti menginginkan suatu saat nanti ada putra-putra bangsa Indonesia yang memiliki kemampuan olah bola seperti mereka dan tidak terhalang oleh postur yang pendek.Alangkah lebih bijaknya PSSI sangat peka terhadap kenyataan ini. saya mempunyai ide, bagaimana jika PSSI membuat kerjasama dengan Barcelona dalam hal ini La Masia untuk membuat program multiyears dengan mengirimkan pemain-pemain usia dini seperti U-11 atau U-15 untuk berlatih di La Masia, dengan memberikan nama "Timnas Indomasia".program ini bertujuan untuk membentuk timnas yang bisa berprestasi di kancah internasional dan menghasilkan putera-putera bangsa yang bisa memiliki kemampuan olah bola seperti pemain-pemain diatas dan layak untuk berkiprah di industri sepakbola tertinggi. Yang perlu dilakukan oleh PSSI adalah melobi pemerintah dalam hal finansial dan menghubungi manajemen Barcelona FC yang berwenang mengenai hal ini serta melakukan seleksi nasional U-11 atau U-15.Tentu hal ini harus mempunyai keseragaman dan kesepahaman tingkat tinggi semua steikholder. antara lain, PSSI sendiri, pemerintah, "si Jabang Bayi" dan orang tuanya serta pihak Barcelona FC. Kalau saya hadir pada KSN di Malang beberapa waktu lalu, saya pasti akan berjuang mati-matian untuk mengungkapkan ide ini untuk dijadikan salah satu rekomendasi KSN. Bahkan seorang SBY pun mungkin sangat setuju dengan ide ini jika melihat respon beliau terhadap sepakbola Indonesia belakangan ini sudah "agak lumayan" meningkat dari sebelumnya. Bagaimana dengan anda, setuju ??? Bravo sepakbola Indonesia !!!

produk KSN

desentralisasiBerikut ini adalah hasil rekomendasi KSN

1. PSSI perlu segera melakukan reformasi dan restrukturisasi atas dasar usul, saran dan kritik serta harapan masyarakat, dan mengambil langkah-langkah kongkret sesuai aturan yang berlaku untuk mencapai prestasi yang diharapkan masyarakat.

2. Perlu adanya pembangunan dan peningkatan infrastruktur olahraga khususnya sepakbola.

3. PSSI perlu meningkatkan komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi dengan seluruh stake holder terutama KONI dan pemerintah.

4. Dilakukan pembinaan sejak usia dini melalui penangan secara khusus melalui pendekatan IPTEK, dengan melibatkan tim yang terdiri dari dokter, psikolog, pemandu bakat, dan pakar olahraga, dan perlu segera disusun kurikulum standar nasional untuk penyelenggaraan Sekolah Sepakbola, PPLP dan PPLM sepakbola

5. Metode pembinaan atlet pelajar/muda agar juga memperhatikan pendidikan formalnya.

6. Pemerintah menyediakan anggaran dari APBN dan APBD untuk mendukung dan menunjang target dan pencapaian sasaran untuk menuju prestasi (karena dana APBD masih diperlukan untuk stimulan).

7. Perlu segera disusun dan dilaksanakan program pembinaan prestasi yang fokus kepada pembentukan tim nasional untuk menjadi juara dalam SEA Games 2011.

Adapun butir kedelapan yang tidak jadi ditetapkan sebagai bagian rekomendasi berbunyi: "Pemerintah dan masyarakat perlu mengawal hasil rekomendasi yang konkret, dalam hal ini diminta kepada Presiden RI untuk membentuk Dewan Sepakbola Nasional yang bersifat Independen.

sesuai dengan judul di atas, setelah lahirnya rekomendasi ini, lalu mau dibawa kemana ???.
dari ketujuh rekomendasi ini tak satupun menurut saya yang benar-benar menjadi ekspektasi masyarakat pecinta sepakbola nasional. bagi saya, ini adalah hasil retorika PSSI di KSN tersebut. bagi saya, tidakpun terselenggaranya KSN yang kabarnya menghabiskan uang rakyat sebesar 3 milyar, poin-poin tersebut juga bisa dihasilkan oleh insan-insan pecinta sepakbola tanah air tanpa menghabiskan uang sebanyak itu, ataupun malah lebih jenius dan konkret untuk melihat permasalahan dan menghasilkan ide-ide yang praktis.

sebenarnya sih kalau pemerintah benar-benar serius memperhatikan sepakbola nasional gak harus seperti ini.toh, pemerintah juga gak benar-benar serius untuk hal ini, terbukti dengan tidak diberikannya garansi dari pemerintah terhadap penyelenggaraan piala dunia 2022 yang mengakibatkan indonesia tidak dapat melanjutkan biding di piala dunia 2022. ya inikan hanya sebuah pencitraan politik untuk pemerintah saat ini. betul gak ???

kemudian, dalam rekomendasi ini juga tidak diberikan sebuah catatan khusus mengenai deadline terlaksananya rekomendasi ini dan sanksi apa yang diberikan jika tidak melaksanakan rekomendasi ini sesuai dengan deadline yang telah diberikan. lalu pemerintah juga tidak berani menganggarkan 3 % dari APBN untuk peningkatan infrastruktur olahraga. sebagai perbandingan, sekarang kementerian Pemuda dan Olahrag hanya mendapat anggaran sebesar 1,5 triliun yang berarti hanya mendapat 0.15% dari APBN. kalau saja pemerintah berani mengucurkan 3 % dari 1.000 triliun APBN, yang berarti 30 triliun untuk olahraga,mungkin akan membuka harapan baru bagi dunia olahraga indonesia secara umum dan persepakbolaan Indonesia khususnya. setuju gak ???

jadi, mau dibawa kemana ???produk KSN